KELOMPOK BINAAN

UPBJJ-UT Semarang, 24 Februari 2010.

Pola Pembelajaran dengan Kompetensi Dasar: “ Menjumlahkan Pecahan” siswa kelas IV SD semester 2, alokasi waktu: 2 x 35 menit.

PraPBM: Guru telah menyusun peta konsep penguasaan kemampuan menjumlahkan pecahan.

Apersepsi: Tanya jawab tentang penjumlahan dua pecahan sejenis dari berbagai macam pecahan.

Kegiatan inti:

Langkah 1 : MENJUMLAHKAN PECAHAN BERPENYEBUT SAMA. Secara bergantian para siswa (3 – 4 siswa) maju mengerjakan penjumlahan dua pecahan berpenyebut sama,

Langkah 2: MENJUMLAHKAN PECAHAN BERPENYEBUT TIDAK SAMA DENGAN PEMBILANG DAN PENYEBUT BERUPA BILANGAN SATUAN. Guru menulis soal di papan tulis, para siswa mencoba mengerjakan di buku latihan. Guru berkeliling untuk menemukan siswa yang mampu. Siswa yang mampu ditunjuk untuk mengerjakan di papan tulis, siswa yang lain diminta untuk memperhatikan caranya. Guru menulis beberapa soal lagi dan mencari beberapa siswa yang mampu lagi untuk bergantian mengerjakan di papan tulis. Kelas dibagi dalam kelompok-kelompok kecil beranggotakan 3-4 siswa, siswa yang mampu diminta untuk menjadi tutor sebaya dalam tiap kelompok.

Langkah 3: MENJUMLAHKAN PECAHAN BERPENYEBUT TIDAK SAMA DENGAN PEMBILANG DAN PENYEBUT BERUPA BILANGAN DUA ANGKA SEDERHANA. Guru menulis beberapa soal di papan tulis, para siswa mencoba mengerjakan di buku latihan. Para siswa yang menurut pengamatan guru telah mampu, ditugasi membimbing kelompok binaan. Guru menunjuk wakil beberapa kelompok mengerjakan hasil kerja kelompok di papan tulis. Yang ditunjuk para tutor sebayanya.

Langkah 4: MENJUMLAHKAN PECAHAN BERPENYEBUT TIDAK SAMA DENGAN PEMBILANG DAN PENYEBUT BERUPA BILANGAN DUA ANGKA.. Tiap kelompok menerima lembar kerja, dan atas bimbingan para siswa yang mampu, para anggota kelompok lainnya berbagi tugas mengerjakan nomor soal yang berbeda. Guru menunjuk para siswa selain tutor sebayanya untuk menyelesaikan soal latihan di papan tulis.

Eksperimen Proses Konduksi, Konveksi dan Radiasi

UPBJJ-UT Semarang, 23 Februari 2010.

Pola Pembelajaran dengan Kompetensi Dasar: “Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya” siswa kelas IV SD semester 2, alokasi waktu: 2 x 35 menit.

PraPBM: Guru telah mempersiapkan peralatan eksperimen proses konduksi, konveksi dan radiasi serta petunjuk pelaksanan eksperimen.

Apersepsi: Tanya jawab tentang contoh-contoh sumber energi seperti makanan untuk gerak, kompor untuk memasak, listrik untuk penerangan, matahari untuk semua mahkluk hidup.

Kegiatan inti:

Langkah 1 : PAMERAN GAMBAR ENERGI. Guru memperlihatkan berbagai macam gambar berbagai jenis energi dan pemanfaatannya dengan cara dipajang di tempat-tempat terpisah di tembok kelas. Khusus gambar-gambar pemanfaatan energi panas yang menggambarkan proses konduksi, konveksi dan radiasi ditempel di papan tulis (banyak gambar tentang energi panas lebih dari 5 gambar). Tiap gambar diberi nomor. Secara klasikal, para siswa bergantian menceritakan isi tiap gambar dalam tiga kalimat. Tiap selesai menceritakan isi satu gambar, guru mengarahkan para siswa untuk dapat menyimpulkan tentang jenis energi yang digunakan dalam gambar. Setelah seluruh gambar diceritakan isinya, para siswa diminta untuk menunjukkan gambar tentang energi panas.

Langkah 2: EKSPLORASI ISI WACANA BUKU CETAK. Para siswa diminta menemukan dan menyebutkan tiga proses perpindahan panas, kemudian diminta mengelompokkan gambar-gambar tentang energi panas ke dalam salah satu dari ketiga proses perpindahan panas tersebut. Komentar atas apapun jawaban siswa ditunda setelah pelaksanaan eksperimen.

Langkah 3: PELAKSANAAN EKSPERIMAN. Siswa membentuk kelompok beranggotakan 4-5 siswa. Guru menyediakan sebanyak N (N= banyaknya kelompok yang terbentuk dalam kelas tersebut) perangkat eksperimen sarana eksperimen. Tiap kelompok secara bergantian melakukan ketiga jenis eksperimen dan melengkapi lembar kerja yang telah disediakan guru. Lembar kerja berisi pertanyaan tentang urutan langkah eksperimen, hasil eksperimen, kesimpulan dan perintah menyebutkan contoh proses perubahan panas, masing-masing proses dua atau tiga contoh..

Langkah 4: PAPARAN HASIL EKSPERIMEN. Wakil tiap kelompok melaporkan hasil kerja masing-masing kelompok.

Langkah 5: PENARIKAN KESIMPULAN. Guru meluruskan leporan yang salah dan sebaliknya untuk laporan yang benar, guru memberikan komentar bahwa inilah kesimpulan yang patut ditulis. Para siswa menyalin hasil laporan yang benar untuk dijadikan materi kesimpulan eksperimen.

METODE PROYEK

UPBJJ-UT Semarang, 22 Februari 2010.

Pola Pembelajaran dengan Kompetensi Dasar: “ Menyajikan Data ke Bentuk Tabel, Diagram Garis, Batang dan lingkaran” siswa kelas VI SD semester 2, alokasi waktu: 2 x 35 menit.

PraPBM: Guru telah mempersiapkan alat ukur berat dan tinggi tubuh.

Apersepsi: Tanya jawab tentang isi pesan yang terkandung dalam sebuah diagram garis.

Kegiatan inti:

Langkah 1 : TENDER PROYEK. Para siswa membentuk kelompok beranggotakan 4-5 orang. Tiap kelompok memilih salah satu proyek kerja yang ditawarkan guru, antara lain: mengumpulkan data berat badan, tinggi badan, banyak buku yang dibawa, besar uang saku, dll.

Langkah 2: PENGAMBILAN DATA. Para siswa melakukan pengukuran atau penghitungan untuk mengumpulkan data dengan bimbingan guru.

Langkah 3: PENYUSUNAN TABEL. Secara klasikal guru membimbing menyusun tabel distribusi untuk masing-masing data tiap kelompok, mulai menentukan nilai terendah dan tertinggi sampai memasukkan data ke dalam tabel.

Langkah 4: PEMBUATAN DIAGRAM GARIS. Secara klasikal guru membimbing pembuatan diagram garis. Masing-masing kelompok menerapkan hasil bimbingan guru dengan datanya masing-masing.

Langkah 5: PEMBUATAN DIAGRAM BATANG.Dengan bimbingan guru secara klasikal, para siswa membuat diagram batang berdasarkan datanya masing-masing.

Langkah 6: PEMBUATAN DIAGRAM LINGKARAN. Secara klasikal guru membimbing menentukan besar derajat untuk tiap frekuensi dalam tabel distribusi, kemudian menggambar lingkaran dan menentukan besar juring untuk tiap kelas interval.

Langkah 7: KONSULTASI HASIL PROYEK. Sebelum pelaporan hasil kerja, secara bergantian tiap kelompok mengkonsultasikan hasil kerja mereka.

Langkah 8: PELAPORAN HASIL KERJA KELOMPOK . Wakil tiap kelompok menunjukkan gambar diagram yang telah berhasil dibuat oleh kelompoknya.

MODEL BANGUN DATAR

UPBJJ-UT Semarang, 22 Februari 2010.

Pola Pembelajaran dengan Kompetensi Dasar: “ Mengelompokkan Bangun Datar” siswa kelas II SD semester 2, alokasi waktu: 2 x 35 menit.

PraPBM: Guru telah mempersiapkan berbagai model bangun datar, diusahakan berwarna-warni.

Apersepsi: Tanya jawab tentang pengertian bangun datar.

Kegiatan inti:

Langkah 1 : PERAGAAN PERMUKAAN DATAR DAN TIDAK DATAR. Guru membagikan selembar kertas yang masih rata permukaannya kepada tiap bangku. Para siswa diminta meletakkan kertas tersebut di atas meja dan mengusap permukaan kertas dengan sebuah penggaris. Para siswa diminta mengamati permukaan kertas saat diusap dengan penggaris dan mengungkapkan apakah permukaan kertas seluruhnya bersentuhan dengan penggaris ? Bila selulruh permukaan kertas bersentuhan dengan penggaris maka disimpulkan bahwa permukaan kertas tersebut datar. Percobaan tersebut diulang dengan mengusap permukaan botol untuk menyimpulkan bahwa permukaan botol tidak datar.

Langkah 2: MENGIDENTIFIKASI BIDANG DATAR DAN TIDAK DATAR DI LINGKUNGAN KELAS. Para siswa diminta menyebutkan bidang datar dan tidak datar dari benda-benda yang ada di dalam ruang kelas.

Langkah 3: PERAGAAN MODEL BANGUN DATAR. Guru meletakkan berbagai model bangun datar dalam berbagai ukuran dan warna di atas meja. Para siswa diminta menyebutkan apakah model-model tersebut datar atau tidak datar. Kemudian salah satu siswa diminta memisahkah antara model yang bersisi lengkung dengan model yang bersisi lurus.

Langkah 4: PELABELAN BANGUN. Setelah terpisah berdasarkan bentuk sisinya, secara bergantian siswa diminta memilah-milah kelompok model bangun yang bersisi lurus berdasarkan banyak sisinya. Secara bergantian siswa diminta memberi nama setiap bangun dengan nama SEGI…. berdasarkan banyak sisi model tersebut.

Langkah 5: PENGURUTAN BENTUK MODEL. Setelah model terkelompok berdasarkan banyak sisinya, para siswa bergantian mengurutkan model mulai dari model ukuran terkecil sampai ukuran terbesar.

Improvisasi Pembacaan Puisi dengan lafal dan ekspresi yang benar

07.23 by Edi Prayitno 0 komentar

UPBJJ-UT Semarang, 21 Februari 2010.

Pola Pembelajaran dengan Kompetensi Dasar: “ Membaca puisi dengan lafal dan ekspresi yang tepat” siswa kelas III SD semester 2, alokasi waktu: 2 x 35 menit.

PraPBM: Guru mempersiapkan beberapa puisi dengan tema yang berbeda.

Apersepsi: Guru memperkenalkan tiga jenis karya sastra, yaitu Sanjak, Prosa dan Puisi.

Kegiatan inti:

Langkah 1 : PEMBACAAN PUISI 1. Guru memberi contoh membaca puisi pendek dan sederhana. Puisi pertama kali dibaca keseluruhan, kemudian dibaca perbaris dengan ditirukan para siswa. Beberapa siswa (3 atau 4 siswa) membaca puisi secara bergiliran, tiap siswa melakukan kesalahan dalam lafal, guru memberi contoh yang benar dan seluruh siswa diminta menirukannya. Setelah cara pelafalan puisi dinilai cukup baik, guru memberikan contoh cara membaca disertai ekspresi yang benar. Dua atau tiga siswa mencoba membaca puisi disertai ekspresi dan lafal yang benar. Setiap siswa melakukan kesalahan, guru segera mengkoreksinya.

Langkah 2: PEMBACAAN PUISI 2. Guru memajang puisi dengan judul yang lain. Tanpa contoh pelafalan dan ekspresi dari guru, salah satu siswa mencoba berimprovisasi melafalkan puisi disertai ekspresinya. Guru memberikan masukan perbaikan atas kekurangan yang dilakukan siswa dan memberikan contoh yang benar seperlunya saja. Guru meminta siswa lain mencoba membaca puisi dengan pelafalan dan ekspresi seperti yang telah diarahkan guru. Langkah ini diulang beberapa kali sampai salah satu siswa mampu membaca dengan lafal dan ekspresi yang cukup baik.

Langkah 3: PEMBACAAN PUISI 3. Para siswa diminta mencoba berimprovisasi membaca puisi yang ketiga dengan lafal dan ekspresi yang benar. Guru tidak memberikan perbaikan cara membaca, guru hanya menilai tampilan siswa. Siswa berusaha memperbaiki tampilan berdasar penilaian guru